BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo
Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa
terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub.
Di antara spesies yang paling terkenal
adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa
Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella
asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama
dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk
dalam kategori ini.
Kecoa
termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa
kedalam ordo serangga yang berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 ) memasukkan
kecoa ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae; Smith (
1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub
ordonya Blattaria; sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo
Orthoptera dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.
Kecoa
merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit,
gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Seranga ini sangat dekat kehidupannya
dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat
makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada malam hari seperti di dapur,
di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya
menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersemnbunyi
dicela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup
ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak
sedap.
Kecoak
ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata dia tidak
banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang kecoak ternyata
juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti panas menyengat
atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten terhadap radiasi
ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup tanpa kepala sampai
sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan, kecoak tidak
membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat kontrol tubuhnya.
Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti kita.
B.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
taksonomi dan siklus hidup kecoa
2.
Untuk mengetahui
morfologi kecoa
3.
Untuk mengetahui
peranan kecoa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Taksonomi
Kingdom :
Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas :
Insecta
Upakelas :
Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Dictyoptera
Ordo :
Blattodea
Famili :Blaberidae,
Blattellidae, Blattidae, Cryptocercidae, Polyphagidae, Nocticolidae
Genus :
Periplaneta, Blattella dll.
Spesies :
Periplaneta Americana, Blattella germanica, Blattella asahinai dll
Beberapa
spesies kecoa dari ordo Blattodea :
1. Kecoak
Terberat
Kecoak rhinoceros Australia, dengan berat 1 ounce
(30 gram) atau sama dengan 3 ekor burung berkicau dewasa yang biasa disebut
blue tits .
2. Kecoak
Terkecil
Fungicola Attaphila Amerika Utara, panjangnya
sekitar 3 milimeter atau sedikit lebih panjang dari seekor semut merah, hidup
di sela-sela sarang semut daun.
3. Kecoak
paling erisik
Kecoak Madagascar.
George Beccaloni, seorang pakar kecoak
di Natural History Museum, menyusun database tersebut dari 1.224 halaman
katalog yang dibuat Karlis Princis, diterbitkan dalam 8 seri antara 1862 sampai
1971.
B.
Mofologi
Kecoa
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu
mata tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum
dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai
coklat tua.
1. Tubuh
bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng)
2. Kepala
agak tersembunyi dilengkapi :sepasang antena panjang yang berbentuk filiform
yang bersegmen,dan mulut tipe pengunyah (chewing).
3. Bagian
dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian luar tebal,bagian dalam berbentuk
membran.
4. Caput
melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menjol diantara dasar kaki
pertama.
5. Biasanya
bersayap 2 pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki sayap yang lebih
pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen).
6. Kaki
disesuaikan untuk berlari
7. Metamorfosis
tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus ooteca 6-30 butir telur
dan menetas 26-69 hari sedangkan nimpha menjadi dewasa mengalami molting
sebanyak 13 kali,siklus hidup secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa
dapat hidup selama 3 tahun.
8. Kebiasaan
hidupnya,kecoa termasuk binatang malam (nocturnal) yang dapat bergerak cepat
dan selalu menghindari cahaya. Bersifat omnivora memakan buku,kotoran,tinja dan
dahak atau makanan dari kanji.
Bagian
mesotoraks Perbedaan
betina dan jantang
C.
Siklus Hidup
Kecoa
adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia
(tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat
dibedakan jenis jantan dan betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa,
kecuali ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf perkembangan.
Telur
kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang menutupinya
kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau “Ootheca”.
Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada tempat tersembunyi
atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga menetas dalam waktu
tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur, tetapi pada spesies
kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung abdomen hingga menetas.
Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul telur berbeda menurut
spesiesnya.
Dari
kapsul telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan
bergerak aktif. Nimfa yang baru keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti
buturan beras, kemudian berangsur-angsur berubah menjadi berwarna coklat, Nimfa
tersebut berkembang melalui sederetan instar dengan beberapa kali berganti
kutikula sehingga mencapai stadium dewasa. Periplanetta americana Linnaeus
dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak bersayap pada stadium
nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya pada P.Americana yang
dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.
Daur
hidup Periplaneta brunnea Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan suhu
rata-rat 29 º C, dan kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi
kapsul telur rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan.
Masa
inkubasi kapsul telur P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi
antar 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu minggu
kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur hidup P americana
memerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
Daur
hidup Neostylopyga rhombifolia (Stoll) mencapai 6 bulan, meliputi masa inkubasi
kapsul telur rata-rata 30 hari, perkembangan nimfa antara 4 bulan dan 5 bulan.
Serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina
menghasilkan kapsul telur.
Daur
hidup Periplaneta australasiae (Fabricius) mencapai 7 bulan, meliputi
masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35 hari, perkembangan nimfa memerlukan
waktu antara 4 bulan sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan
10 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul telur yang pertama.
D.
Peranan Kecoa
Kecoa mempunyai peranan yang cukup
penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut antara lain :
Ø Sebagai
vector mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
Ø Sebagai
inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
Ø Menyebabkan
timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan
kelopak mata.
Serangga ini dapat memindahkan beberapa
mikro organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain,
sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain Disentri, Diare,
Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat
terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada
sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh kaki atau
bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme
sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan.
E.
Habitat
Banyak
spesies kecoa di seluruh dunia, beberapa diantaranya berada di dalam rumah
dan sering didapatkan di restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan
perpustakaan.
F.
Kebiasaan Hidup
Kecoa
kebanyakan terdapat di daerah tropika yang kemudian menyebar ke daerah sub
tropika atau sampai kedaerah dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah
makan segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak sedap.
Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong pelari cepat (“
cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam hari, metamorfosa tidak
lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan oleh kecoa relative sedikit, tetapi adanya
kecoa menunjukkan bahwa sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik.
Hubungan
kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi menimbulkan gangguan yang
cukup serius, karena dapat merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan.
Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan
telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang pathogen pada tubuh kecoa.
Seekor
P brunnea betina yang telah dewasa dapat menghasilkan 30 kapsul telur atau
lebih dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu dengan peletakkan
kapsul telur berikutnya berkisar antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul telur P.brunnea
rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata 20 nimfa dan 10 ekor
diantaranya dapat mencapai stadium dewasa. Nimfa P.brunnea berkembang
melalui sederetan instar dengan 23 kali berganti kutikula sebelummencapai
stadium dewasa. Hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan bahwa seekor P.americana
betina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul telur, dengan selang waktu peletakkan
kapsul telur yang satu dengan kapsul telur berikutnya rata-rata 4 hari. Dari
seekor N.rhombifolia betina selama hidupnya ada yang dapat menghasilkan 66
kapsul telur, sedangkan P.autralasiae betina dapat menghasikan 30-40
kapsul telur.
G.
Pengendalian Kecoa
Cara
pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul telur
dan kecoa :
1. Pembersihan
kapsul telur yang dilakukan dengan cara :
Mekanis
yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah
almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan membakar/dihancurkan.
2. Pemberantasan
kecoa
Pemberantasan
kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
Secara
fisik atau mekanis dengan :
Ø Membunuh
langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan.
Ø Menyiram
tempat perindukkan dengan air panas.
Ø Menutup
celah-celah dinding.
Secara Kimiawi :
Ø Menggunakan
bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk),
aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
Selanjutnya
kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan
dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan
intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).
Strategi
pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002) :
1. Pencegahan
Cara ini
termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan makanan
yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau
tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur,
kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa
sanitasi.
2. Sanitasi
Cara yang kedua
ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain,
membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera
mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat
yang menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas,
kompor, furniture, dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup
kecoa harus ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran
air (drainase), bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat
hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau tempat
penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci pakaian kotor dan kain lap
kotor.
3. Trapping
Perangkap kecoa
yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat
digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang efektif adalah
pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di
dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran
air.
4. Pengendalian
dengan insektisida
Insektisida yang
banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain :Clordane, Dieldrin,
Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos,
Malathion dan Runnel. Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan
apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil.
Disamping itu bisa juga
diindikasikan bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara
tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara
yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobang-lobang
dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik. Lobang-lobang
yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida seperti Natrium
Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone,Chlordane
2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat
persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan
apabila infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif
adalah dengan fumigasi.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Kecoa
atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari
3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi,
kecuali di wilayah kutub.
Ø Kecoa
adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi
di bawah pronotum, dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki.
Ø Kecoa
adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap, hanya melalui tiga stadia
(tingkatan), yaitu stadium telur, stadium nimfa dan stadium dewasa yang dapat
dibedakan jenis jantan dan betinanya.
Ø Kecoa
mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Peranan tersebut
antara lain sebagai vector mekanik bagi beberapa mikro organisme pathogen, sebagai
inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
B.
Saran
Cara
pencegahan penyakit akibat kecoa yaitu melakukan pemeriksaan secara teliti
barang-barang atau bahan makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta
menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa
menjadi tempat hidup kecoa alam dapur, kamar mandi, pintu dan jendela, serta
menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment