BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG
Hama
Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang tumbuhan sehingga pertumbuhan
dan perkemabanganya terganggu. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus,
walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.
1. Tikus
Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini
diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,
dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang
relative singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi
perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus
sangat aktif di malam hari.
2. WERENG
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan
berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Hama wereng ini
dapat dikendalikan dengan
3. WALANG SANGIT
Walang sangit (Leptocorisa acuta) merupakansalah satu hama yang juga
meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan terbang sambil
mengeluarkan bau. Serangga ini berwarnahijau kemerah- merahan.
4. HAMA
KUPU-KUPU
Kupu – kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka
ragam. Kupu – kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi
larva. Kita bisa sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat
aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun
yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
5. TUNGAU
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap
daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang
terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi
kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun
yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.
6. LALAT
Lalat merupakan species yang berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat. Ancaman lalat mulai diperhitungkan terutama setelah
timbulnya masalah sampah yangmerupakan dampak negatif dari pertambahan
penduduk. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengundang lalat untuk
datang dan berkontak dengan manusia. Dengan didorong oleh rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat akan higiene dan sanitasi, pada akhirnya lalat akan
menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas baik dari segi estetika sampai
penularan penyakit.(Sitanggang, 2001).
7. KECOA
Kecoa adalah serangga dengan bentuk
tubuh oval,pipih dorso-vental. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum
dan sayap licin, nampaknya keras, tidak berambut dan berdri. Berwarna coklat
dan coklat tua. Panjang tubuhnya bervariasi, berkisar antara 0.6 sampai 7.6 mm2.
Kecoa adalah salah satu insekta yang
termasuk ordo Ortopthera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi
sayap yang dibelakang dan melipat seperti kertas.
8. NYAMUK
Nyamuk merupakan serangga
Ordo Diptera, yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Tubuhnya yang
kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran tubuh nyamuk berbeda-beda tapi tidak
lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 - 2.5 mg. Jumlah spesies nyamuk mencapai 2700
jenis di dunia. Nyamuk jantan tidak menghisap darah, sedangkan nyamuk betina
menghisap darah untuk mendapatkan protein untuk pembentukan telur.
9. ANJING TANAH
Anjing
tanah atau orong-orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan
ciri khas sepasang tungkai depan yang termodifikasi menyerupai cangkul
bergerigi. Bagi anjing tanah (orong-orong), tungkai ini berfungsi untuk
menggali tanah atau berenang. Anjing tanah ini adalah sebangsa serangga dari
famili Gryllotalpidae yang dalam bahasa Jawa lebih sering disebut sebagai orong-orong
atau keredek. Orang Sunda menyebutnya sebagai gaang, dan
dalam bahasa Toba lebih dikenal sebagai singke. Binatang yang sering
dinamai juga sebagai gangsir tanah ini dalam bahasa inggris dikenal sebagai
mole cricket.
Selain
sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi, anjing tanah mempunyai
bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki
sepasang sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari kecoklatan hingga hitam dengan
panjang tubuh berkisar antara 27-35 mm. Sekilas tampang serangga ini memang
menakutkan dan primitif. Tidak menherankan, karena diperkirakan anjing tanah (mole
cricket) telah ada sejak 35 juta tahun silam.
Orong-orong
atau anjing tanah merupakan hewan nokturnal yang beraktifitas di malam
hari. Hewan ini juga mampu mengeluarkan suara melalui organ stridulasi seperti
jangkrik, meskipun suaranya terdengan lebih monoton ketimbang jangkrik. Anjing
tanah mengeluarkan suaranya dari dalam lubang persembunyian atau rumah yang
berupa terowongan di dalam tanah.
10. TIKUS
Tikus merupakan
hewan menyusui (kelas mamalia) yang mememiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, baik yang
bersifat menguntungkan maupun merugikan. Sifat menguntungkan terutama dalam hal
penggunaannyasebagai hewan percobaan. Sifat merugikan yaitu dalam hal posisinya
sebagaihama pada kmoditas pertanian, hewan
penganggu rumah dan gudang, serta penyebar dan penular (vektor) dari berbagai
penyakit manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. 10
CONTOH HAMA
1. LALAT
Gambar 1.1
Lalat merupakan species yang berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat. Ancaman lalat mulai diperhitungkan terutama setelah
timbulnya masalah sampah yangmerupakan dampak negatif dari pertambahan
penduduk. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengundang lalat untuk
datang dan berkontak dengan manusia. Dengan didorong oleh rendahnya tingkat
pengetahuan masyarakat akan higiene dan sanitasi, pada akhirnya lalat akan
menimbulkan masalah kesehatan masyarakat secara luas baik dari segi estetika sampai
penularan penyakit.(Sitanggang, 2001).
Ø Cara Penularan :
Penularan
penyakit oleh lalat dapat terjadi melalui semua bagian dari tubuh lalat seperti
: bulu badan, bulu pada anggota gerak, muntahan serta faecesnya. Upaya
pengendalian penyakit menular tidak terlepas dari usaha peningkatan kesehatan
lingkungan dengan salah satu kegiatannya adalah pengendalian vektor
penyakit termasuk lalat. Saat ini terdapat sekitar ± 60.000 –
100.000 spesies lalat, tetapi tidak semua species perlu diawasi karena beberapa
diantaranya tidak berbahaya terhadap kesehatan masyarakat (Santi, 2001).
2.
KECOA
Gambar 2.1
Kecoa adalah serangga dengan bentuk
tubuh oval,pipih dorso-vental. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum
dan sayap licin, nampaknya keras, tidak berambut dan berdri. Berwarna coklat
dan coklat tua. Panjang tubuhnya bervariasi, berkisar antara 0.6 sampai 7.6 mm2.
Kecoa adalah salah satu insekta yang
termasuk ordo Ortopthera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi
sayap yang dibelakang dan melipat seperti kertas.
Ø Golongan
Genius & Spesies :
Kecoa terdiri dari beberapa genus
yaitu Blaptella,periplaneta, blatta, supella, dan blaberus. Beberapa
spesies dari kecoa blaptella germanika, periplaneta americana, periplaneta
austalasiae, periplaneta fluginosa, blatta orientalis, dan supella longipalpa.
Kecoa termasuk phyllum Arthropoda,
klas Insekta. Para ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang
berbeda-beda. Maurice dan Harwood (1969) memasukkan kecoa ke dalam ordo
Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965
) memasukkan kecoa kedalam ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria,
sedangkan para ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera dengan
sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.
Banyak orang merasa jijik dengan
serangga yang satu ini. Tak heran, karena umumnya kecoa tinggal di tempat gelap
yang kotor, lembab dan bau. Kecoa dengan mudah kita jumpai di rumah tinggal. Ia
memakan hampir segala macam makanan yang ditemukannya untuk bertahan hidup.
Baunya yang tidak sedap, kotoran dan kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat
yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk.
Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor menempel pada
tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi.
Ø Cara
Penularan & Penyakitnya :
Oleh karena itulah kecoa dapat
menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga
penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.
Hewan yang biasa disebut lipas ini
metamorfosisnya tidak sempurna dan banyak ditemukan di daerah tropis, bahkan
sampai di daerah dingin. Kemampuannya dalam beradaptasi tidak perlu diragukan
lagi, ia mampu bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem sekali pun.
Ø Cara
pengendalian :
Pengendalian kecoa dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan insektisida. Atau dengan menyiramkan
air panas pada telur kecoa agar tidak menetas dan berkembang biak.
3.
NYAMUK
Gambar
3.1
Nyamuk merupakan serangga
Ordo Diptera, yang mempunyai sepasang sayap berbentuk membran. Tubuhnya yang
kecil dengan enam kaki panjang. Ukuran tubuh nyamuk berbeda-beda tapi tidak
lebih dari 15 mm dengan berat tubuh 2 - 2.5 mg. Jumlah spesies nyamuk mencapai 2700
jenis di dunia. Nyamuk jantan tidak menghisap darah, sedangkan nyamuk betina
menghisap darah untuk mendapatkan protein untuk pembentukan telur.
Ø Cara
Penularan Serta Penyakitnya :
Nyamuk Anopheles
merupakan penyebab penyakit malaria. Ia menggigit dengan posisi badan, mulut
dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam satu garis. Adapula yang suka
menggigit dalam posisi mendatar sesuai dengan posisi ’pendaratan’ di permukaan
kulit korbannya. Nyamuk ini adalah Aedes aegypti yang menjadi penular penyakit
demam berdarah dan Chikungunya. Nyamuk lain adalah Culex penyebab penyakit
radang otak atau biasa disebut west nile virus alias virus Nil Barat, asal
penyakit tersebut dari belahan benua Afrika.
Ø Cara Penanggulan :
Penanggulangan demam berdarah
yang paling umum dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan melalui
gerakan 3M (menguras, menutup, dan mengubur sarang nyamuk) dan pengasapan.
Tujuannya adalah untuk memutus mata rantai perkembangbiakan jentik nyamuk.
4.
TIKUS
Gambar 4.1
Tikus merupakan
hewan menyusui (kelas mamalia) yang mememiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, baik yang
bersifat menguntungkan maupun merugikan. Sifat menguntungkan terutama dalam hal
penggunaannyasebagai hewan percobaan. Sifat merugikan yaitu dalam hal posisinya
sebagaihama pada kmoditas pertanian, hewan
penganggu rumah dan gudang, serta penyebar dan penular (vektor) dari berbagai
penyakit manusia.
Ø Penyakit
Yang Disebabkan Tikus
Penyakit yang ditularkan oleh tikus atau hewan lainnya ke manusia dansebaliknya secara umum dikenal
sebagai zoonosis. Beberapa penyakit yang dapatditularkan oleh tikus adalah
sebagai berikut :
-
Pes (plague) pes memiliki nama lain plague, sampar, dan la peste. Pes merupakan
salahsatu penyakit
zoonosis pada rodensia yang ditularkan kepada manusia, danmerupakan penyakit menular yang
dapat menyebabkan terjadinya wabah. Hal ini terdapat
dalam UUNo. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit, dan pes jugatermasuk karantina internasional karena
penyebarannya yang sangat cepat dan luas. (Widoyono, 2008) Masa inkubasi
penyakit pes berkisar 2-6 hari (tipe bubo) dan 1-72 (tipe paru).
Ø Penyakit
pes dapat ditularkan melalui cara-cara berikut ini . (Widoyono, 2008).
−
Tikus
liar (wild rodent) yang terinfeksi digigit oleh pinjal, selanjutnya pinjal
mengigit manusia yang sedang berada di hutan.
−
Tikus
liar menigigit langsung manusia (pekerja di hutan).
−
Tikus
rumah yang darahnya infektif digigit oleh pinjal yang kemudianmengigit manusia
( metode ini adalah penularan yang paling sering).
−
Tikus liar yang infektif digigit oleh pinjal.pinjal
kemudian mengigittikus
rumah yang selanjutnya oelh pinjal ditularkan kepada manusia.
−
Manusia yang terinfeksi digigit oleh pinjal yang ad pada
manusia,selanjutnyya pinjal tersebut
mengigit manusia lainnya.
−
Penularan
dari manusia ke manusia terjadi melalui droplet.
5.
Mengenal
Hama Wereng Coklat dan Pengendaliannya
Gambar 5.1
Mengenal Hama Wereng Coklat dan Pengendaliannya - Wereng coklat (WCk) (Gb. 7)
menjadi salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun
1970-an. Ini merupakan konsekuensi dari penerapan sistem intensifikasi padi
(varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, penerapan IP>200, dsb).
Penggunaan pestisida yang melanggar kaidah-kaidah PHT (tepat jenis, tepat
dosis, dan tepat waktu aplikasi) turut memicu ledakan wereng coklat. Tergantung
pada tingkat kerusakan, serangan wereng coklat dapat meningkatkan kerugian hasil
padi dari hanya beberapa kuintal sampai puso. Selain itu, WCk juga merupakan
vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
Dengan
menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkutan tanaman padi, WCk dapat
menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh, sejak
bibit, anakan, sampai fase masak susu (pengisisan).
Ø GEJALA WERENG
Gejala Wereng coklat pada individu rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang
menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala
ini dikenal dengan istilah hopperburn. Dalam suatu hamparan, gejala hopperburn
terlihat sebagai bentuk lingkaran (Gb. 8), yang menunjukan pola penyebaran WCk
yang dimulai dari satu titik, kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran.
Dalam keadaan demikian, populasi
WCk biasanya sudah sangat tinggi.
Ø Pengendalian
Wereng Coklat dapat dikendalikan dengan varietas tahan. Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan insektisida juga efektif untuk mengendalikan hama ini. Varietas tahan WCk tergantung biotipe yang berkembang di suatu ekosistem.
Wereng Coklat dapat dikendalikan dengan varietas tahan. Penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan insektisida juga efektif untuk mengendalikan hama ini. Varietas tahan WCk tergantung biotipe yang berkembang di suatu ekosistem.
Berbagai insektisida yang efektif antara lain yang berbahan
aktif amitras, bupofresin, BPMC, fipronil, amidakloprid, karbofuran,
karbosulfan, metolkarb, MIPCI, propoksur atau
tiametoksan.
6.
HAMA KUPU-KUPU
Kupu – kupu
merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu –
kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa
sebut larva kupu – kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan
dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan
oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
7.
Upaya pemberantasan dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
8.
a. Membuang
telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
9.
b. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam
jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk
dikumpulkan dan dibasmi.
10. c. Apabila
kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pertisida.
Ø Gejala serangan :
1. Aktif
memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
2. Daun
yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Ø Pengendaliannya :
1. Membuang
telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
2. Menggenangi
tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke
atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
3. Apabila
kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan pertisida.
7. HAMA ANJING
TANAH
Gambar 7.1
Anjing
tanah atau orong-orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan
ciri khas sepasang tungkai depan yang termodifikasi menyerupai cangkul
bergerigi. Bagi anjing tanah (orong-orong), tungkai ini berfungsi untuk
menggali tanah atau berenang. Anjing tanah ini adalah sebangsa serangga dari
famili Gryllotalpidae yang dalam bahasa Jawa lebih sering disebut sebagai orong-orong
atau keredek. Orang Sunda menyebutnya sebagai gaang, dan
dalam bahasa Toba lebih dikenal sebagai singke. Binatang yang sering
dinamai juga sebagai gangsir tanah ini dalam bahasa inggris dikenal sebagai
mole cricket.
Selain
sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi, anjing tanah mempunyai
bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki
sepasang sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari kecoklatan hingga hitam dengan
panjang tubuh berkisar antara 27-35 mm. Sekilas tampang serangga ini memang
menakutkan dan primitif. Tidak menherankan, karena diperkirakan anjing tanah (mole
cricket) telah ada sejak 35 juta tahun silam.
Orong-orong
atau anjing tanah merupakan hewan nokturnal yang beraktifitas di malam
hari. Hewan ini juga mampu mengeluarkan suara melalui organ stridulasi seperti
jangkrik, meskipun suaranya terdengan lebih monoton ketimbang jangkrik. Anjing
tanah mengeluarkan suaranya dari dalam lubang persembunyian atau rumah yang
berupa terowongan di dalam tanah.
Binatang yang
sering ditemukan di pemukiman ini ternyata mempunyai kemampuan terbang yang
jauh. Orong-orong mampu terbang sejauh 8 km ketika sedang berusaha mencari
pasangan kawin.
Anjing tanah
merupakan binatang karnivora yang memakan larva-larva serangga lain dan cacing
tanah. Namun sering kali orong-orong juga memakan akar, tunas-tunas tanaman,
dan rerumputan. Pemangsa alami orong-orong bermacam-macam, mulai dari burung, ayam, tikus, sigung, hingga rubah.
Ø Gejala serangan :
1.
Hidup dibawah tanah yang lembab dengan
membuat terowongan.
2.
Memakan hewan-hewan kecil (predator),
tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya sebagai
predator.
3.
Nimfa muda memakan humus dan akar
tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik
di senja hari.
Ø Pengendaliannya :
Pengendaliannya diarahkan pada
pengolahan tanah yang baik agar terowongan rusak.
8. Belalang
Ø Gejala serangan :
Gejala
penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng.
Ø Pengendaliannya :
1.
Hama ini dapat ditanggulangi dengan
penangkapan secara manual.
2.
Tangkap belalang yang belum bersayap
atau saat masih pagi dan berembun biasanya belalang tidak dapat terbang dengan
sayap basah.
9.
WALANG SANGIT
Walang sangit (Leptocorisa
acuta) merupakansalah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika
diganggu, akan meloncat dan terbang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini
berwarnahijau kemerah- merahan.
Walang sangit
menghisab butir – butir padi yang masih cair. Biji yang sudah diisap akan
menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji iu akan berwarna kehitam –
hitaman. Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit
antara lain sebagai berikut.
a. Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
b. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
c. Penanaman tidak serentak
Pengendalian terhadap hama walang sangit dapat dilakukan sebagai berikut.
a.
Menanam tanaman
secara serentak.
b.
Membersihkan
sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi
tempat berkembang biak bagi walang sangit.
c.
Menangkap
walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
d.
Penangkapan
menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
e.
Melakukan
pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba
dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.
f.
Melakukan
pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
Walang sangit
muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa
dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama. Walang sangit dewasa
juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan
enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
10. TUNGAU
Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah
bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim
kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil
kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan
cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan
dibakar.
No comments:
Post a Comment