IDENTIFIKASI TELUR ASCARIS
LUMBRICOIDES
A.
DASAR
TEORI
Salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Negara-negara sedang
berkembang khususnya pada daerah yang tropik adalah penyakit infeksi kecacingan
khususnya cacing yang ditularkan melalui tanah. Cacing umumnya tidak menyebabkan
penyakit berat sehingga sering kali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan
gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infestasi berat atau keadaan yang luar
biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru kearah penyakit lain dan
tidak jarang dapat berakibat fatal.
Nematoda
adalah cacing yang tidak bersegmen, bilateral simetris, mempunyai saluran cerna
yang berfungsi penuh, biasanya berbentuk silindris serta panjangnya bervariasi
dari beberapa milimeter hingga lebih dari satu meter.
Semua
Nematoda yang menginfeksi manusia mempunyai jenis kelamin terpisah, yang jantan
biasanya lebih kecil daripada yang betina. Nematoda dapat dibedakan menjadi 2
yaitu Nematoda jaringan dan Nematoda usus.
Diantara
nematoda
usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (Soil
Transmitted
Helminths), diantaranya adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale dan Strongyloides
stercoralis.
Nematoda
usus biasanya matang dalam usus halus, dimana sebagian besar
cacing
dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng pemotong. Cacing ini menyebabkan
penyakit karena dapat menyebabkan kehilangan darah, iritasi dan alergi.
Penyebaran invasif larva cacing menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
Salah
satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides atau yang
lebih dikenal dengan nama cacing gelang dan yang penularannya dengan perantara
tanah (Soil Transmitted Helmints). Infeksi yang disebabkan oleh cacing
ini disebut Askariasis.
B.
PRINSIP
ANALISA
Tanah
yang lembab dipusingkan pada centrifuge dengan kecepatan 2000 RPM akan
mengendap, kemudian bila ditambahkan NaCl dan dipusingkan kembali dengan
kecepatan 2500 RPM bila mengandung telur cacing Ascaris Lubricoides akan mengapung. Kemudian ditambahkan NaCl
sampai penuh dan ditutup dengan deck gelas beberapa menit agar telur cacing
menempel pada deck gelas sehingga dapat diperiksa pada mikroskop.
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui adanya telur Ascaris
Lubricoides dalam sampel tanah.
2. Untuk
mengetahui cara identifikasi telur Ascaris
Lubricoides pada tanah.
3. Untuk
mengetahui dan mengenali bentuk cacing Ascaris
Lubricoides dan cacing lain yang terdapat pada tanah.
D.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
a. Sendok
Tanah
b. Tabung
Centrifuge
c. Centrifuge
d. Objek
Gelas ( prevarat )
e. Deck
gelas
f. Gelas
ukur
g. Stering
Rod
h. Erlenmeyer
i.
Timbangan Analitik
j.
Mikroskop
k. Lidi
l.
Pipet ukur
m. Balp
2.
Bahan
a. Sampel
Tanah
b. Aquadest
c. NaCl
jenuh
d. Eosin
e. Plastik
Sampel
f. Kain
Kasa
E.
PROSEDEUR
KERJA
1.
Cara
Pengambilan Sampel Tanah
Ø Lokasi
pengambilan sampel tanah yaitu pada halaman tempat bermain anak-anak, sekitar
jambang, halaman yang lembab, tempat pembuangan akhir (TPA) dan di halaman
rumah yang diperkirakan tercemar kotoran manusia.
Ø Bersihkan
titik lokasi tersebut dengan garpu tanah dari dahan-dahan, rumput-rumput kering
dan kerikil.
Ø Siapkan
kantong plastik kemudian diberi kode lokasi dan tanggal pengambilan sampel
spidol permanen.
Ø Keroklah
tanah permukaan pada lokasi ± 40 x 40 cm dengan menggunakan sendok semen
sebanyak 100 gram.
Ø Tutut
plastik sampel dan beri label.
Ø Tiap
daerah pengambilan sampel diambil 4 kantong sampel tanah.
2.
Cara
Pemeriksaan Sampel Tanah
Ø Timbang
sampel tanah sebanyak 5 gram dan masukkan dalam tabung centrifuge.
Ø Tambahkan
20 ml Aquadest ke dalam tabung yang berisi tanah.
Ø Aduk
dengan steering rod hingga merata dan diamkan beberapa menit.
Ø Setelah
semua tabung berisi, hidupkan centrifuge dengan kecepatan 2000 RPM selama ± 2
menit.
Ø Setelah
diputar, buang cairan super natand.
Ø Endapkan
tanah yang ada ditambah dengan larutan MgSO4 / NaCl jenuh sampai
mencapai 90 % volume tabung.
Ø Putar
lagi dengan centrifuge dengan kecepatan 2500 RPM selama 5 menit.
Ø Centrifuge
dihentikan, ambil tabung-tabungnya dan tempatkan dalam rak.
Ø Tambahkan
larutan NaCl jenuh, sehingga mencapai permukaan tabung dan permukaannya sedikit
menggembung.
Ø Tutup
dengan Deck gelas pada tiap-tiap tabung dan tunggu 30 menit. Jika ada telur
cacing maka akan mengapung dan menempel pada deck gelas.
Ø Pindahkan
Deck gelas ini ke atas sebuah objeck gelas. Jika perlu dapat ditambah eosin sebagai
pewarna. Periksa sedian di bawah mikroskop dan identifikasi telur yang ada.
F.
KETERANGAN
1.
Keterangan
Pengambilan Sampel
§ Nama
Pengambil : Muhammad Rusdi
§ Tempat
/ Lokasi : Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) dekat Asrama
Buton Banta-Bantaeng Makassar.
§ Hari
/ Tanggal : Jum’at, 8 Juni 2012
§ Waktu : 10.30 wita
§ Tujuan : Untuk Mengidentifikasi
Telur Ascaris
Lumbricoides.
2.
Keterangan
Identifikasi di Laboratorium
§ Nama
Praktek : Identifikasi Telur Ascaris Lumbricoides
§ Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Makassar.
§ Tanggal : 8 Juni – 9 Juni 2012
§ Waktu : 10.45 wita – Selesai
G. HASIL
TITIK
A
|
TITIK B
|
|
|
TITIK C
|
TITIK D
|
|
|
H. ANALISA HASIL
Hasil
yang didapatkan pada identifikasi di laboratorium sebagai berikut:
Titik
A ditemukan telur Ascaris Lumbricoides
dan telah ada yang berupa
larva.
Titik
B ditemukan telur cacing Ascaris
Lumbricoides dan telur cacing
Trichury.
Titik
C ditemukan telur cacing Ascaris
Lumbricoides, Trichury, dan
Enterobios Vermicularis.
Titik
D ditemukan telur cacing dan larva Ascaris
Lumbricoides serta ada
pula telur Trichur.
Dari
hasil yang didapatkan di atas, semua titik pengambilan sampel di tempat
pembuangan akhir (TPA) dekat asrama Buton Banta-Bantaeng positif mengandung
telur cacing Ascaris Lumbricoides. Telur
tersebut ada pula yang telah menjadi larva Ascaris
Lumbricoides. Selain itu ditemukan juga telur-telur cacing lainnya seperti
telur Trichury, dan Enterobios Vermicularis.
I. KESIMPULAN
Jadi,
tanah pada tempat pembuangan akhir (TPA) dekat asrama Buton Banta-Bantaeng
positif tercemar telur cacing Ascaris
Lumbricoides.
Laporan praktikum
ReplyDelete